JAKARTA - Miss International 2008, yang akan digelar di tiga negara, Jepang, Hong Kong, dan Macau, tinggal menghitung hari. Sejumlah persiapan kini harus dilakukan oleh Runner up Puteri Indonesia 2008, Duma Riris Silalahi, yang akan menjadi peserta ajang tersebut.
Dikatakan Duma, selain mental dan wawasannya, ia harus menyiapkan fisiknya. Meskipun Miss International 2008 bukan ajang adu stamina, menurut perempuan berdarah Batak ini persiapan fisik diperlukan lantaran dalam rangkaian acara tersebut ia harus mengenakan busana adat Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam (Attire of The Greater Aceh), yang beratnya 5 kg.
Busana itu rencanannya akan dikenakannya dalam parade Festival of Ages di Jepang pada 22 Oktober mendatang. “Aku sudah dua kali latihan mengenakan baju ini beserta aksesorisnya. Yang paling sulit mengenakan mahkota di kepala. Semoga nanti semuanya lancar. Walaupun berat, aku akan berusaha sebaik mugkin,” ungkap Duma usai melakukan pengepasan terakhir busana itu di Taman Sari Royal Heritage Spa, kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
Busana adat Aceh Besar merupakan salah satu busana adat wanita Aceh yang mencerminkan keglamoran dan ketangkasan seorang wanita. Dengan warna dasar merah, kuning, hijau, dan ungu, busana tersebut terbuat dari sutra. Kesan mewah terlihat jelas dari aksesorinya yang dilapisi emas, mulai dari hiasan kepala (culok dan jeumpa), anting-anting dengan hiasan berlian (meukundam), kalung yang diselempangkan di bahu (phatam doi), kalung leher (talo taku, talo gulee), ikat pinggang (talo kiing meu ulee), serta gelang tangan dan kaki (gelang meumeuta, pucok, puta awe).
“Baju ini merupakan koleksi Ibu Tien Santoso. Tidak ada modifikasi sedikitpun, karena ini memang benar-benar busana adapt milik Aceh,” terang Ananta Kanapi, salah satu desainer busana yang akan digunakan Duma.
Menurut Kusum Dewi, Ketua Bidang Organisasi Yayasan Puteri Indonesia, Busana Besar Aceh dipilih sebagai national costume pada ajang tersebut untuk mengangkat kembali nama Aceh, setelah terpuruk karena tsunami beberapa tahun silam. "Busana adat ini juga cocok dipakai untuk pawai sepanjang 2 km. Karena menggunakan celana, jadi Duma bisa mudah berjalam,” jelasnya.
“Aku melihat bahwa Indonesia mempunyai keunggulan dari segi keragaman budaya dan adat istiadat yang tidak dimilki negara lain. Dan, aku yakin, menggunakan salah satu baju adat Indonesia akan menjadi nilai tambah bagiku. Busana Aceh Besar ini akan sangat eye catching nanti,” komentar Duma mantap.
Secara keseluruhan Duma akan membawa 50 busana untuk menunjang penampilannya selama mengikuti karantina di Jepang, Hong Kong, dan Macau . Busana-busana itu karya para desainer Indonesia sepereti Intan Avantie (kebaya), Djongko Raharjo (gaun kuning kepodang untuk grand final), Ananta Kanapi (batik kimono), Sebastian Gunawan (cita tenun Indonesia), dan Priyo Oktaviano (cita tenun Indonesia).
Salah satu dari rancangan Intan Avantie, yang berwarna hijau dengan stelan kebaya dan celana panjang, dilengkapi cape warna senada, dipilih menjadi busana Indonesia yang akan dilelang.
Dikatakan Duma, selain mental dan wawasannya, ia harus menyiapkan fisiknya. Meskipun Miss International 2008 bukan ajang adu stamina, menurut perempuan berdarah Batak ini persiapan fisik diperlukan lantaran dalam rangkaian acara tersebut ia harus mengenakan busana adat Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam (Attire of The Greater Aceh), yang beratnya 5 kg.
Busana itu rencanannya akan dikenakannya dalam parade Festival of Ages di Jepang pada 22 Oktober mendatang. “Aku sudah dua kali latihan mengenakan baju ini beserta aksesorisnya. Yang paling sulit mengenakan mahkota di kepala. Semoga nanti semuanya lancar. Walaupun berat, aku akan berusaha sebaik mugkin,” ungkap Duma usai melakukan pengepasan terakhir busana itu di Taman Sari Royal Heritage Spa, kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (14/10).
Busana adat Aceh Besar merupakan salah satu busana adat wanita Aceh yang mencerminkan keglamoran dan ketangkasan seorang wanita. Dengan warna dasar merah, kuning, hijau, dan ungu, busana tersebut terbuat dari sutra. Kesan mewah terlihat jelas dari aksesorinya yang dilapisi emas, mulai dari hiasan kepala (culok dan jeumpa), anting-anting dengan hiasan berlian (meukundam), kalung yang diselempangkan di bahu (phatam doi), kalung leher (talo taku, talo gulee), ikat pinggang (talo kiing meu ulee), serta gelang tangan dan kaki (gelang meumeuta, pucok, puta awe).
“Baju ini merupakan koleksi Ibu Tien Santoso. Tidak ada modifikasi sedikitpun, karena ini memang benar-benar busana adapt milik Aceh,” terang Ananta Kanapi, salah satu desainer busana yang akan digunakan Duma.
Menurut Kusum Dewi, Ketua Bidang Organisasi Yayasan Puteri Indonesia, Busana Besar Aceh dipilih sebagai national costume pada ajang tersebut untuk mengangkat kembali nama Aceh, setelah terpuruk karena tsunami beberapa tahun silam. "Busana adat ini juga cocok dipakai untuk pawai sepanjang 2 km. Karena menggunakan celana, jadi Duma bisa mudah berjalam,” jelasnya.
“Aku melihat bahwa Indonesia mempunyai keunggulan dari segi keragaman budaya dan adat istiadat yang tidak dimilki negara lain. Dan, aku yakin, menggunakan salah satu baju adat Indonesia akan menjadi nilai tambah bagiku. Busana Aceh Besar ini akan sangat eye catching nanti,” komentar Duma mantap.
Secara keseluruhan Duma akan membawa 50 busana untuk menunjang penampilannya selama mengikuti karantina di Jepang, Hong Kong, dan Macau . Busana-busana itu karya para desainer Indonesia sepereti Intan Avantie (kebaya), Djongko Raharjo (gaun kuning kepodang untuk grand final), Ananta Kanapi (batik kimono), Sebastian Gunawan (cita tenun Indonesia), dan Priyo Oktaviano (cita tenun Indonesia).
Salah satu dari rancangan Intan Avantie, yang berwarna hijau dengan stelan kebaya dan celana panjang, dilengkapi cape warna senada, dipilih menjadi busana Indonesia yang akan dilelang.
0 Response to "Duma Riris Wakili Indonesia di Miss International 2008"
Posting Komentar