Joe Biden, Bukan Sekadar Wakil Presiden


Joseph Robinette ''Joe" Biden Jr adalah sosok yang sangat terbuka terhadap kritik. Pernah ditawari jadi menteri luar negeri

Panggung politik AS, sebenarnya, sudah cukup lama mengenal sosok Joe Biden. Mantan Senator Delaware itu dikenal sebagai politikus yang vokal dan suka ngomong. Tapi, dia juga pakar dalam bidang kebijakan luar negeri.

Selain itu, dia juga cukup hafal aturan main di Gedung Putih. Karena itu, media AS yakin, tokoh senior Partai Demokrat tersebut tidak akan sekedar menjadi pendamping Obama. Lebih dari itu, Biden akan menjadi tangan kanan sekaligus penasihatnya.

"Ini yang namanya kemitraan. Saya akan menjadi orang terakhir yang muncul saat Anda mengambil keputusan penting. Andalah presidennya. Apapun keputusan yang Anda ambil, saya akan tetap mendukung," kata Biden kepada Obama seperti dikutip Associated Press.

Munculnya Biden sebagai wakil presiden menjadi titik tolak tersendiri bagi masyarakat AS. Sebab, wapres sebelumnya Dick Cheney sangat jarang mengambil sikap berseberangan dengan George W. Bush.

Harapan Obama untuk segera menyudahi konflik di Timur Tengah pun mendapatkan dukungan luar biasa dari Biden. Tidak sama dengan pendahulunya, Cheney, Biden jauh lebih cinta damai. Selama ini, dia juga selalu memperjuangkan hak dan kewajiban para prajurit yang berjuang di medan perang. Sebab, layaknya Demokrat sejati, dia adalah seorang pecinta damai. Dia tidak ingin generasi muda AS yang lain juga hobi perang dan mati konyol di negeri orang karena kebijakan yang salah.

Yang lebih menarik tentang pria 66 tahun tersebut, dia mau menerima masukan dari siapa pun. "Saya terbuka terhadap segala kritik dan masukan. Saya juga hanya akan berada di Gedung Putih dan melakukan tugas pemerintahan hanya jika Obama berhalangan," terang ayah empat anak itu.

Sejak menjabat senator pada 1973, Biden cukup sering meninggalkan keluarganya di Wilmington, Delaware, demi menyelesaikan tugas-tugasnya di Washington. Karena itu, dia memilih pulang pergi dengan kereta.

Pada 1988 lalu, Biden sempat menjalani perawatan serius karena menderita cranial aneurysm. Dia bahkan sempat dinyatakan kritis dan segera meninggal. Tapi, semua itu tidak pernah dijadikannya alasan untuk mangkir dari tugas. Dengan tetap bekerja, kesehatannya justru dinyatakan membaik pada 1989. Karena itu, dia kemudian ditunjuk sebagai ketua Komite Hubungan Asing Demokrat.

Seperti Barack Obama, Biden pun termasuk aktivis antiperang. Sejak awal, dia tidak pernah suka dengan krisis yang pecah di Iraq dan belahan dunia Arab lainnya. Karena itu, agenda utamanya selain menutup penjara Teluk Guantanamo di Kuba adalah menarik mundur seluruh pasukan dari Iraq. Jelas, kebijakan yang dianut alumnus University of Delaware itu berseberangan dengan Cheney yang sangat hobi perang dan mendukung metode interogasi dengan siksaan.

Satu pengakuan menarik meluncur dari mulut Jill, istri Biden, saat keduanya menjadi tamu talkshow Oprah Winfrey. Selain ditawari menjadi wapres, pria kelahiran Scranton, Pennsylvania, itu juga sempat ditawari jabatan menlu. "Tapi, saya dan keluarga mendesak dia untuk lebih memilih posisi wapres," ujar Jill yang langsung disambut dengan tawa panjang Biden.

Jill dan Biden menikah pada 1977 sepeninggal istri pertama sang wapres. Istri pertama Biden, Neilia Hunter, meninggal pada 1972 dalam sebuah kecelakaan mobil. Saat itu, Neilia dan anak-anak sedang berbelanja barang-barang keperluan Natal. Kecelakaan tragis itu merenggut nyawa Neilia dan putri mereka yang masih berusia satu tahun. Kejadian itu sempat membuat Biden hendak meninggalkan karir politiknya. Tapi, dukungan dari rekan-rekan sekerjanya, membuat dia mengurungkan niat.
Sumber : JAWAPOS

0 Response to "Joe Biden, Bukan Sekadar Wakil Presiden"