Kapanlagi.com - Lapisan ozon di atas antartika (kutub selatan) berlubang setiap kali datang musim semi (Agustus-Oktober) dengan konsentrasi ozon mencapai di bawah 220 Dobson Unit (DU) dari konsentrasi rata-rata 300 DU.
"Jika lubang ini setiap tahun semakin besar akan mengakibatkan semakin terbukanya radiasi matahari mencapai bumi yang akan berbahaya bagi kehidupan," kata Pakar Ozon dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Dr Ninong Komala seusai Sosialisasi Kondisi Ozon di Indonesia di Jakarta, Selasa (10/10).
Penipisan ozon di lapisan stratosfer, ujarnya, disebabkan bahan-bahan perusak ozon (BPO) yang dikandung pada barang-barang yang biasa digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kulkas, AC, gas pendorong (spray), pembersih dan plastik foam serta bahan pemadam kebakaran.
BPO adalah bahan kimia yang mengandung beberapa kombinasi unsur kimia klorin, florin atau bromin misalnya yang dikenal sebagai Chloro Fluoro Carbon (CFC).
CFC, ujarnya, ketika sudah lepas ke atmosfer bersifat sangat stabil dan bisa berada di lapisan stratosfer hingga ratusan tahun dan mampu merusak 100 ribu molekul ozon.
Padahal ozon (O3) di stratosfer rata-rata hanya tiga molekul setiap 10 juta molekul udara dengan tebal lapisan hanya 0,3 cm, ujarnya.
"Lapisan ozon juga semakin tipis di atmosfer kutub utara (artik), khususnya setiap musim semi pada Januari-Maret," katanya.
Ninong juga memaparkan tentang kondisi ozon yang ada di Indonesia yang menunjukkan nilai antara 240 DU hingga 277 DU atau belum dalam taraf berbahaya.
"Di belahan utara katulistiwa Indonesia jumlah total ozon maksimal terdeteksi terjadi pada September-Oktober dan minimal terjadi pada Januari-Februari, sedangkan daerah yang berada tepat di katulistiwa maksimal terjadi pada September-Oktober dan minimal pada Februari. Di belahan selatan katulistiwa seperti di Jawa jumlah ozon maksimal terjadi pada September-Oktober dan minimal terjadi pada Juni," katanya.
Ozon terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang luas dan secara alami terus naik ke lapisan di atasnya serta mendistribusikannya ke daerah lintang yang lebih tinggi dan terakumulasi di daerah kutub.
Pemerintah, lanjut dia, telah mendukung Protokol Montreal tentang perlindungan ozon dengan komitmen menghentikan produksi CFC dan sejenisnya yang jika seluruh negara di dunia mendukung Protokol tersebut diharapkan lapisan ozon akan pulih dalam 50 tahun.
"Jika lubang ini setiap tahun semakin besar akan mengakibatkan semakin terbukanya radiasi matahari mencapai bumi yang akan berbahaya bagi kehidupan," kata Pakar Ozon dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Dr Ninong Komala seusai Sosialisasi Kondisi Ozon di Indonesia di Jakarta, Selasa (10/10).
Penipisan ozon di lapisan stratosfer, ujarnya, disebabkan bahan-bahan perusak ozon (BPO) yang dikandung pada barang-barang yang biasa digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kulkas, AC, gas pendorong (spray), pembersih dan plastik foam serta bahan pemadam kebakaran.
BPO adalah bahan kimia yang mengandung beberapa kombinasi unsur kimia klorin, florin atau bromin misalnya yang dikenal sebagai Chloro Fluoro Carbon (CFC).
CFC, ujarnya, ketika sudah lepas ke atmosfer bersifat sangat stabil dan bisa berada di lapisan stratosfer hingga ratusan tahun dan mampu merusak 100 ribu molekul ozon.
Padahal ozon (O3) di stratosfer rata-rata hanya tiga molekul setiap 10 juta molekul udara dengan tebal lapisan hanya 0,3 cm, ujarnya.
"Lapisan ozon juga semakin tipis di atmosfer kutub utara (artik), khususnya setiap musim semi pada Januari-Maret," katanya.
Ninong juga memaparkan tentang kondisi ozon yang ada di Indonesia yang menunjukkan nilai antara 240 DU hingga 277 DU atau belum dalam taraf berbahaya.
"Di belahan utara katulistiwa Indonesia jumlah total ozon maksimal terdeteksi terjadi pada September-Oktober dan minimal terjadi pada Januari-Februari, sedangkan daerah yang berada tepat di katulistiwa maksimal terjadi pada September-Oktober dan minimal pada Februari. Di belahan selatan katulistiwa seperti di Jawa jumlah ozon maksimal terjadi pada September-Oktober dan minimal terjadi pada Juni," katanya.
Ozon terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang luas dan secara alami terus naik ke lapisan di atasnya serta mendistribusikannya ke daerah lintang yang lebih tinggi dan terakumulasi di daerah kutub.
Pemerintah, lanjut dia, telah mendukung Protokol Montreal tentang perlindungan ozon dengan komitmen menghentikan produksi CFC dan sejenisnya yang jika seluruh negara di dunia mendukung Protokol tersebut diharapkan lapisan ozon akan pulih dalam 50 tahun.
0 Response to "Lapisan Ozon di Antartika Berlubang Tiap Musim Semi"
Posting Komentar