TEMPO Interaktif, Tokyo: Indonesia memastikan satu gelar di nomor ganda campuran dalam turnamen Jepang Terbuka, kejuaraan bulutangkis kelas Super Seri pertama pasca Olimpiade Beijing.
Pasangan unggulan utama Nova Widianto/Liliyana Natsir mengawali kesuksesan anak-anak Merah-Putih setelah menundukkan pasangan muda Korea Selatan Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung, dalam pertarungan rubber set, 19-21, 21-17, 21-18 yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Sabtu siang (20/9).
Kepastian gelar di nomor ganda campuran diperoleh setelah ganda yang baru saja dirombak, Muhammad Rijal/Greysia Polii menuntaskan perlawanan pasangan Thailand, Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, 22-20, 21-18.
"Hasil itu merupakan prestasi yang bagus untuk pasangan muda seperti Rijal dan Greysia. Untuk sementara target jangka menengah dan panjang menuju Olimpiade 2012 mulai menunjukkan hasil," kata Christian Hadinata, Kepala Sub Bidang Pelatnas PB PBSI, yang dihubungi Tempo.
Menurut Christian, seandainya program pengiriman pemain-pemain muda ke berbagai turnamen di luar negeri dilakukan lebih awal, ia yakin hasilnya akan lebih cepat tercapai. "Tapi bagaimanapun apa yang telah dilakukan PBSI sekarang ini belum terlalu terlambat," ujar Christian lagi.
Pada turnamen yang menyediakan hadiah total US$ 200 ribu (setara Rp 1,8 miliar) itu, kubu Indonesia juga mampu meloloskan beberapa para pemainnya di laga puncak.
Di nomor tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro tanpa banyak mendapat perlawanan berhasil mengandaskan harapan tuan rumah, Kenichi Tago, 21-15, 21-16 dalam waktu 36 menit.
Dalam partai puncak yang boleh dikata sebagai "final impian", Sony, unggulan kedua, akan menemui jalan terjal untuk merebut gelar Super Serinya yang kedua setelah Indonesia Terbuka, ketika harus berhadapan dengan jago Malaysia yang juga unggulan utama, Lee Chong Wei, yang di Empat Besar menang mudah atas tunggal Denmark, Joachim Persson, 21-6, 21-4.
"Kesempatan pada partai final ini merupakan peluang terbaik bagi Sony untuk melakukan revans atas kekalahan dari Chong Wei di Olimpiade Beijing," tutur Christian. Pada perempatfinal di Olimpiade Beijing pertengahan Agustus silam, Sony menyerah dari Chong Wei dengan angka mudah, 9-21, 11-21. yang akhirnya gagal di final setelah dikalahkan wakil Cina Lin Dan.
Tapi, kata dia, menaklukkan Chong Wei tidaklah gampang. "Sony harus siap lelah untuk menaklukkan permainan rapi dan ulet yang ditunjukkan Chong Wei selama ini," ucap mantan pebulu tangkis yang amat terkenal di era 70-an dan 80-an ini.
Selain Sony, Indonesia pun meloloskan wakilnya di ganda putra setelah pasangan lapis kedua Muhammad Ahsan/Bona Septano menaklukkan "pembunuh raksasa" yang juga rekan setimnya, Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan, 21-16, 21-19.
Yonatan/Rian yang di semifinal Jumat (19/9) menumbangkan juara Olimpiade Beijing dan unggulan utama, Markis Kido/Hendra Setiawan; gagal mengimbangi permainan Ahsan/Bona yang kali ini datang sebagai ganda nonunggulan dalam tempo setengah jam.
Pada final yang dimainkan Minggu (21/9), Ahsan/Bona akan menantang unggulan kedua dari Denmark, Lars Paaske/Jonas Rasmussen, yang di semifinal mengalahkan Keita Masuda/Tadashi Ohtsuka dari Jepang.
Sayangnya, kejayaan para wakil Indonesia sedikit ternoda ketika ganda putri yang juga unggulan kedua, Vita Marissa/Liliyana Natsir, menyerah dari ganda unggulan keempat Chin Eei Hui/Wong Pei Tty dari Malaysia lewat permainan tiga set, 11-21, 21-18, 18-21.
Eei Hui/Pei Tty akan bertemu pasangan muda Cina Cheng Shu/Zhao Yunlei yang di semifinal mengalahkan ganda tuan rumah Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna, 21-15, 21-16.
Di pertandingan lainnya, unggulan utama asal Cina Lu Lan akhirnya kandas setelah dikalahkan pemain veteran dari Hong Kong Zhou Mi dalam tiga set, 21-9, 13-21, 13-21.
Pada laga final, Zhou Mi akan bertemu pemain muda Cina Wang Yihan, yang di luar dugaan menundukkan unggulan kedua dari Denmark, Tine Rasmussen, 21-15, 21-18.
Bobby Chandra
Pasangan unggulan utama Nova Widianto/Liliyana Natsir mengawali kesuksesan anak-anak Merah-Putih setelah menundukkan pasangan muda Korea Selatan Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung, dalam pertarungan rubber set, 19-21, 21-17, 21-18 yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Sabtu siang (20/9).
Kepastian gelar di nomor ganda campuran diperoleh setelah ganda yang baru saja dirombak, Muhammad Rijal/Greysia Polii menuntaskan perlawanan pasangan Thailand, Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, 22-20, 21-18.
"Hasil itu merupakan prestasi yang bagus untuk pasangan muda seperti Rijal dan Greysia. Untuk sementara target jangka menengah dan panjang menuju Olimpiade 2012 mulai menunjukkan hasil," kata Christian Hadinata, Kepala Sub Bidang Pelatnas PB PBSI, yang dihubungi Tempo.
Menurut Christian, seandainya program pengiriman pemain-pemain muda ke berbagai turnamen di luar negeri dilakukan lebih awal, ia yakin hasilnya akan lebih cepat tercapai. "Tapi bagaimanapun apa yang telah dilakukan PBSI sekarang ini belum terlalu terlambat," ujar Christian lagi.
Pada turnamen yang menyediakan hadiah total US$ 200 ribu (setara Rp 1,8 miliar) itu, kubu Indonesia juga mampu meloloskan beberapa para pemainnya di laga puncak.
Di nomor tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro tanpa banyak mendapat perlawanan berhasil mengandaskan harapan tuan rumah, Kenichi Tago, 21-15, 21-16 dalam waktu 36 menit.
Dalam partai puncak yang boleh dikata sebagai "final impian", Sony, unggulan kedua, akan menemui jalan terjal untuk merebut gelar Super Serinya yang kedua setelah Indonesia Terbuka, ketika harus berhadapan dengan jago Malaysia yang juga unggulan utama, Lee Chong Wei, yang di Empat Besar menang mudah atas tunggal Denmark, Joachim Persson, 21-6, 21-4.
"Kesempatan pada partai final ini merupakan peluang terbaik bagi Sony untuk melakukan revans atas kekalahan dari Chong Wei di Olimpiade Beijing," tutur Christian. Pada perempatfinal di Olimpiade Beijing pertengahan Agustus silam, Sony menyerah dari Chong Wei dengan angka mudah, 9-21, 11-21. yang akhirnya gagal di final setelah dikalahkan wakil Cina Lin Dan.
Tapi, kata dia, menaklukkan Chong Wei tidaklah gampang. "Sony harus siap lelah untuk menaklukkan permainan rapi dan ulet yang ditunjukkan Chong Wei selama ini," ucap mantan pebulu tangkis yang amat terkenal di era 70-an dan 80-an ini.
Selain Sony, Indonesia pun meloloskan wakilnya di ganda putra setelah pasangan lapis kedua Muhammad Ahsan/Bona Septano menaklukkan "pembunuh raksasa" yang juga rekan setimnya, Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan, 21-16, 21-19.
Yonatan/Rian yang di semifinal Jumat (19/9) menumbangkan juara Olimpiade Beijing dan unggulan utama, Markis Kido/Hendra Setiawan; gagal mengimbangi permainan Ahsan/Bona yang kali ini datang sebagai ganda nonunggulan dalam tempo setengah jam.
Pada final yang dimainkan Minggu (21/9), Ahsan/Bona akan menantang unggulan kedua dari Denmark, Lars Paaske/Jonas Rasmussen, yang di semifinal mengalahkan Keita Masuda/Tadashi Ohtsuka dari Jepang.
Sayangnya, kejayaan para wakil Indonesia sedikit ternoda ketika ganda putri yang juga unggulan kedua, Vita Marissa/Liliyana Natsir, menyerah dari ganda unggulan keempat Chin Eei Hui/Wong Pei Tty dari Malaysia lewat permainan tiga set, 11-21, 21-18, 18-21.
Eei Hui/Pei Tty akan bertemu pasangan muda Cina Cheng Shu/Zhao Yunlei yang di semifinal mengalahkan ganda tuan rumah Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna, 21-15, 21-16.
Di pertandingan lainnya, unggulan utama asal Cina Lu Lan akhirnya kandas setelah dikalahkan pemain veteran dari Hong Kong Zhou Mi dalam tiga set, 21-9, 13-21, 13-21.
Pada laga final, Zhou Mi akan bertemu pemain muda Cina Wang Yihan, yang di luar dugaan menundukkan unggulan kedua dari Denmark, Tine Rasmussen, 21-15, 21-18.
Bobby Chandra
0 Response to "Indonesia Pastikan Satu Gelar di Jepang Terbuka"
Posting Komentar